Nah. Apa yang saya
bahas di bagian satu itu adalah hal-hal basic yang tidak akan terlalu
menjadi penekanan di sini. Dan saya kira urusan provokasi menikah
bukanlah bidang spesialiasi saya. Sudah banyak motivator spesialis
percepatan jodoh kok he he he. Lalu apa yang saya bahas di bagian dua
ini? Ya kelanjutannya. Alias membahas bagaimana supaya setelah menikah
itu harmoni. Sekali lagi saya tidak mengatakan diri saya pakar. Usia
pernikahan saya masih 1,5 tahun. Masih banyak praktisi rumah tangga
harmonis yang lebih pakar. Ijinkan saya sekedar menjadi teman dan
fasilitator diskusi anda semua di sini.
Sungguh memprihatinkan thoo jika sudah menikah lalu bubar? Apalagi sudah punya anak. Atau setelah menikah ternyata semakin menderita jauh dari bayangan-bayangan kebahagian yang akan diperoleh. Sangat banyak faktor kenapa rumah tangga akhirnya berantakan. Namun jika ditelusuri lebih dalam faktornya adalah soal pengelolaan pikiran dan emosi. Itulah sebabnya tidak heran kalau ada sebuah wejangan menikah itu butuh kedewasaan. Setiap orang siap kawin, tapi belum tentu siap menikah. Memang ini sangat benar. Menikah di usia terlalu muda yang kurang ilmu bisa jadi penderitaan hidup. Tapi jika di usia muda sudah memiliki kedewasaan lain cerita. Karena tua itu pasti sedangkan dewasa itu keputusan. Lalu seberapa banyak dampak dari ketidakmampuan dan kemampuan mengelola pikiran dan emosi ini menentukan kondisi rumah tangga? MBUH !!! SANGAT BANYAK !! Mengapa? Karena MENIKAH JUGA PERMAINAN VIBRASI. Hmm kita sudah mulai membahas dimensi quantum dari pernikahan.
Ekspresi dari ketidakharmonisan banyak ragamnya. Dan salah satu ukurannya adalah SEBERAPA SERING PASANGAN SUAMI ISTRI ITU BERTENGKAR? Hmmm. Ini dia. Ijinkan saya bertanya, apakah anda di antara anda yang pernah dinasehati sama nenek atau kakek bahwa bertengkar itu menutup rejeki? Bahkan dalam ajaran agama dikatakan bertengkar itu membuat malaikat pembawa rejeki tidak bisa masuk. Dalam sudut pandang quantum ini memang benar. Karena keributan dalam pernikahan memunculkan vibrasi yang sangat buruk. Ini bisa menghantam apa saja. Bisa kesehatan, psikologi anak dan yang paling nampak adalah aliran rejeki. Biasanya yang terjadi adalah “lingkaran setan” ini. Pas keadaan lagi sulit malah bertengkar. Esoknya sang suami berikhtiar mencari nafkah seakan semua jalan tertutup. Akhirnya pulang dalam keadaan marah. Istri juga marah. Jadi deh perangnya !! Vibrasinya tambah parah bukan !! Mengapa sih di program kelas privat quantum itu saya sangat menganjurkan istri juga diikut sertakan dalam program itu? Supaya satu pemahaman. Supaya bisa memadukan vibrasi yang harmonis.
Pasangan yang sedikit-sedikit bertengkar. Sedikit-sedikit ngambek padahal hanya persoalan sepele ini ciri orang-orang yang tidak sadar bahwa pernikahan adalah juga permainan vibrasi. Konyolnya mereka tidak menyadari itu juga ngaruh ke banyak hal terutama rejeki. Kok saya banyak bahas soal rejeki sih? Gini loh. Beberapa rekan saya porak-pranda rumah tangganya karena soal finansial ini. Bukan berarti keutuhan rumah tangga hanya perekatnya hanya uang tapi uang itu penting meskipun bukan segalanya. Perselingkuhan pun bisa berawal dari persoalan ini. Dan nyambung dengan pembahasan di bagian satu, jika anda tidak percaya bahwa menikah itu menambah rejeki maka itulah yang mungkin anda dapatkan. Karena vibrasi anda demikian sejak awal sebelum menikah. Ada juga yang setuju bahwa menikah itu memang bisa menambah rejeki, tapi jujur saya sekarang kurang sependapat dengan pemahamannya. Hihihi.
Katanya gini. Kalau sudah menikah khan stressnya tinggi, makanya ikhtiarnya jadi gila-gilaan sehingga rejekinya nambah. Eitts beberapa rekan dan klien saya tingkat stressnya sangat tinggi dan ikhtiarnya gila-gilaan sampai gila beneran he he. Tapi entah kenapa “pegang” ini gak jadi, “pegang” itu gak jadi. Seolah kehidupan tidak bersahabat dengannya. Lha vibrasinya kacau gitu ya ikhtiarnya gak jadi hasil tho yoooo!! Menikah itu bisa menambah rejeki bukan karena soal tingkat stress. Ini sebenarnya soal vibrasi !! Ingat bahwa do’a yang sejati adalah vibrasi kita. Ini sudah saya bahas di catatan-catatan sebelumnya dan di sini tidak kita bahas lagi. Kalau belum jelas monggo berkunjung ke catatan-catatan sebelumnya.
Vibrasi menjadi berlipat ganda karena dua unsur YIN dan YANG telah berpadu. Wanita dan pria, dua hal yang berlawanan dan berlainan lalu bersatu apa yang akan terjadi? Kejadian yang baik atau kejadian yang buruk? Ya tergantung. Jika “management”-nya bener ya sama halnya dengan arus listrik positif dan arus listrik negatif bertemu sehingga bisa MENYALAKAN SEBUAH LAMPU. Tapi kalau arus negatif dan arus negatif ketemunya tidak dalam situasi yang “bener” yang muncul adalah “konslet” akhirnya bisa menimbulkan api dan bisa membakar apapun yang ada. Iya tho? Kedua pasangan yang vibrasinya selaras dan berpadu akan “menyalakan lampu kehidupan”. Bahkan bisa menerangi sekelilingnya. Lebih jauh dari itu juga akan “menerangi” jiwa kedua pasangan menuju tangga kesadaran spiritual yang lebih tinggi. Menyadari apa hakikat dibalik penyatuan dua jenis kelamin bernama pernikahan.
Bersambung ke bagian 3 ...
Salam Quantum ...
ARIF RH
The Happiness Consultant
Sungguh memprihatinkan thoo jika sudah menikah lalu bubar? Apalagi sudah punya anak. Atau setelah menikah ternyata semakin menderita jauh dari bayangan-bayangan kebahagian yang akan diperoleh. Sangat banyak faktor kenapa rumah tangga akhirnya berantakan. Namun jika ditelusuri lebih dalam faktornya adalah soal pengelolaan pikiran dan emosi. Itulah sebabnya tidak heran kalau ada sebuah wejangan menikah itu butuh kedewasaan. Setiap orang siap kawin, tapi belum tentu siap menikah. Memang ini sangat benar. Menikah di usia terlalu muda yang kurang ilmu bisa jadi penderitaan hidup. Tapi jika di usia muda sudah memiliki kedewasaan lain cerita. Karena tua itu pasti sedangkan dewasa itu keputusan. Lalu seberapa banyak dampak dari ketidakmampuan dan kemampuan mengelola pikiran dan emosi ini menentukan kondisi rumah tangga? MBUH !!! SANGAT BANYAK !! Mengapa? Karena MENIKAH JUGA PERMAINAN VIBRASI. Hmm kita sudah mulai membahas dimensi quantum dari pernikahan.
Ekspresi dari ketidakharmonisan banyak ragamnya. Dan salah satu ukurannya adalah SEBERAPA SERING PASANGAN SUAMI ISTRI ITU BERTENGKAR? Hmmm. Ini dia. Ijinkan saya bertanya, apakah anda di antara anda yang pernah dinasehati sama nenek atau kakek bahwa bertengkar itu menutup rejeki? Bahkan dalam ajaran agama dikatakan bertengkar itu membuat malaikat pembawa rejeki tidak bisa masuk. Dalam sudut pandang quantum ini memang benar. Karena keributan dalam pernikahan memunculkan vibrasi yang sangat buruk. Ini bisa menghantam apa saja. Bisa kesehatan, psikologi anak dan yang paling nampak adalah aliran rejeki. Biasanya yang terjadi adalah “lingkaran setan” ini. Pas keadaan lagi sulit malah bertengkar. Esoknya sang suami berikhtiar mencari nafkah seakan semua jalan tertutup. Akhirnya pulang dalam keadaan marah. Istri juga marah. Jadi deh perangnya !! Vibrasinya tambah parah bukan !! Mengapa sih di program kelas privat quantum itu saya sangat menganjurkan istri juga diikut sertakan dalam program itu? Supaya satu pemahaman. Supaya bisa memadukan vibrasi yang harmonis.
Pasangan yang sedikit-sedikit bertengkar. Sedikit-sedikit ngambek padahal hanya persoalan sepele ini ciri orang-orang yang tidak sadar bahwa pernikahan adalah juga permainan vibrasi. Konyolnya mereka tidak menyadari itu juga ngaruh ke banyak hal terutama rejeki. Kok saya banyak bahas soal rejeki sih? Gini loh. Beberapa rekan saya porak-pranda rumah tangganya karena soal finansial ini. Bukan berarti keutuhan rumah tangga hanya perekatnya hanya uang tapi uang itu penting meskipun bukan segalanya. Perselingkuhan pun bisa berawal dari persoalan ini. Dan nyambung dengan pembahasan di bagian satu, jika anda tidak percaya bahwa menikah itu menambah rejeki maka itulah yang mungkin anda dapatkan. Karena vibrasi anda demikian sejak awal sebelum menikah. Ada juga yang setuju bahwa menikah itu memang bisa menambah rejeki, tapi jujur saya sekarang kurang sependapat dengan pemahamannya. Hihihi.
Katanya gini. Kalau sudah menikah khan stressnya tinggi, makanya ikhtiarnya jadi gila-gilaan sehingga rejekinya nambah. Eitts beberapa rekan dan klien saya tingkat stressnya sangat tinggi dan ikhtiarnya gila-gilaan sampai gila beneran he he. Tapi entah kenapa “pegang” ini gak jadi, “pegang” itu gak jadi. Seolah kehidupan tidak bersahabat dengannya. Lha vibrasinya kacau gitu ya ikhtiarnya gak jadi hasil tho yoooo!! Menikah itu bisa menambah rejeki bukan karena soal tingkat stress. Ini sebenarnya soal vibrasi !! Ingat bahwa do’a yang sejati adalah vibrasi kita. Ini sudah saya bahas di catatan-catatan sebelumnya dan di sini tidak kita bahas lagi. Kalau belum jelas monggo berkunjung ke catatan-catatan sebelumnya.
Vibrasi menjadi berlipat ganda karena dua unsur YIN dan YANG telah berpadu. Wanita dan pria, dua hal yang berlawanan dan berlainan lalu bersatu apa yang akan terjadi? Kejadian yang baik atau kejadian yang buruk? Ya tergantung. Jika “management”-nya bener ya sama halnya dengan arus listrik positif dan arus listrik negatif bertemu sehingga bisa MENYALAKAN SEBUAH LAMPU. Tapi kalau arus negatif dan arus negatif ketemunya tidak dalam situasi yang “bener” yang muncul adalah “konslet” akhirnya bisa menimbulkan api dan bisa membakar apapun yang ada. Iya tho? Kedua pasangan yang vibrasinya selaras dan berpadu akan “menyalakan lampu kehidupan”. Bahkan bisa menerangi sekelilingnya. Lebih jauh dari itu juga akan “menerangi” jiwa kedua pasangan menuju tangga kesadaran spiritual yang lebih tinggi. Menyadari apa hakikat dibalik penyatuan dua jenis kelamin bernama pernikahan.
Bersambung ke bagian 3 ...
Salam Quantum ...
ARIF RH
The Happiness Consultant