Selasa, 30 Oktober 2012
PITA MOBIOUS ; PERMAINAN SEDERHANA UNTUK MENCERAHKAN JIWA – Bagian 2
Categories :
Oke. Anda sudah bikin belum pita mobiousnya? Apa anda baru cuman baca? Ayo “ngacung” siapa yang udah bikin !!? Ha ha ha ha. Hmmm sebaiknya anda bikin dulu pita mobiousnya yaaa jadi kita bisa langsung praktek. Bermain sambil belajar bersama. Nah saya anggap anda semua udah membuat pita mobiousnya. Sekarang saya tanya, pita mobious yang ada ditangan anda itu DUA PERMUKAAN atau SATU PERMUKAAN? Satu atau dua? Ha ha ha. Daripada bingung ambil spidol atau pena anda. Lalu, buat garis ditengah pita itu. Buat garis tanpa terputus terus, terus dan teruuuus. Jika nanti garis itu NYAMBUNG artinya pita mobious adalah SATU PERMUKAAN. Jika garisnya TIDAK NYAMBUNG berarti pita mobious itu DUA PERMUKAAN. Masih bingung? Begini lho bikin garisnya he he he :
Nah. Sudah pasti garisnya nyambung khan? Itu artinya pita mobious ini hanya SATU PERMUKAAN. Pada saat pelatihan banyak peserta yang menduga bahwa pita mobious ini DUA PERMUKAAN. Mereka lupa bahwa ujung kertas HVS saat membuatnya ujungnya “diplintir”. Jika tidak “diplintir” maka akan menghasilkan “gelang kertas” dengan dua permukaan. Sampai di sini apa makna filosofinya?
Anda bisa perhatikan di sekitar anda, semuanya adalah DUALITAS alias berpasangan. Ada pria, ada wanita. Ada siang, ada malam. Ada atas, ada bawah. Ada depan, ada belakang. Ada panas, ada dingin. Apa lagi? O ya, ada baik, ada buruk. Ada sukses, ada gagal. Ada rajin, ada malas. Ada lapar, ada kenyang. Ada kaya, ada miskin. Dan sebagainya, dan sebagainya. Itu adalah DUALITAS atau POLARITAS. Itulah yang disebut sebagai KENYATAAN bukan? Ya, anda tanyakan ke siapapun itu KENYATAAN. Namun di sini jika anda tanya ke saya, saya katakan semua itu SEMU. DUALISME dan POLARITAS itu ILUSI.
Jika kita menaikkan level kesadaran kita maka semua hal yang kita lihat sebagai DUALITAS sebenarnya SATU. Ibarat DUA SISI dari SATU KOIN yang sama. Saya ambil contoh sederhana begini. Ada fenomena MALAM dan SIANG. Keduanya adalah DUALITAS. Namun bukankan itu terjadi karena kita sebagai “object cahaya matahari”? Saat kita tidak mendapatkan cahaya matahari karena matahari sedang ada di belahan bumi yang lain, kita katakan itu malam. Demikian juga sebaliknya, saat kita mendapatkan cahaya matahari kita katakan ini siang. Sekarang bagaimana kalau anda “melebur” dengan sumber cahaya itu sendiri. Ini misal lho ya, anda menyatu dengan matahari sebagai sumber cahaya. Apa masih ada siang dan malam bagi anda? Jelas tidak ada. Ini berlaku pula dalam tataran kesadaran spiritual. Saat kesadaran kita sudah “menyatu” dengan SUMBER CAHAYA atau bahkan CAHAYA DI ATAS CAHAYA yaitu DIA YANG MAHA HIDUP maka kita akan lepas dari “perangkap” DUALITAS. Pada level ini seseorang akan MEMBERIKAN CINTA KEPADA SEMUA MAKHLUK tanpa PILIH-PILIH apakah dia KAYA atau MISKIN, apakah dia RAKYAT BIASA atau PEJABAT. Tidak lagi terjebak dalam DUALITAS.
Seseorang yang telah menyadari bahwa sebenarnya kehidupan yang “nampak dua sisi” ini sebenarnya hanya “penampakan yang SATU” akan lebih mudah mengelola pikiran dan emosinya. Sangat mumpuni dalam mengelola prasangka alias persepsinya terhadap suatu hal. Saat gagal dia tetap tenang, saat berhasil ya tetap tenang. Sementara orang yang masih terjebak pada dualitas akan depresi saat gagal dan akan lebay saat sukses, sangat labil. Karena sukses dan gagal adalah dua sisi dari koin yang sama, yaitu BELAJAR. Berkenaan dengan kesadaran melampaui dualitas ini saya juga pernah iseng bertanya kepada seorang teman :
Saya : “Menurut kamu, kalau saya katakan “MALAM BERSAMAAN DENGAN SIANG” masuk akal gak?”
Teman : “Wah, ya gak gitu ah, siang ya setelah malam, atau malam setelah siang”
Saya : “Kalau semisal kamu ngelihat bumi dari ruang angkasa sana, bukankah MALAM BERSAMAAN DENGAN SIANG?”
Teman : “Haaaa? Iya ya?”
Dialog di atas hanya sekedar contoh bagaimana ketika kesadaran kita melampaui dualitas kita bisa melihat kebenaran yang sejati. Jadi jangan heran ketika Tuhan berfirman, "SESUNGGUHNYA BERSAMA KESULITAN, ADA KEMUDAHAN". Perhatikan kata BERSAMA, bukan SESUDAH ! Kata BERSAMA menunjukkan KESADARAN MELAMPAUI DUALITAS. Kata sesudah masih dalam perangkap dualitas.
Bersambung ke bagian 3 ...
Salam Quantum ...
ARIF RH
(The Happiness Consultant)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)