Pita mobious ini bagi saya adalah bisa untuk memaknai bagaimana SUMBER ASAL kehidupan bermula. Ya, kita semua bersumber dari SUMBER yang SATU. Dan coba cermati baik-baik, pita mobious ini tidak ada atas, tidak ada bawah. Tidak ada kanan, tidak ada kiri. Tidak ada depan, tidak ada belakang. Sebuah “object” yang sangat sangat berbeda dengan yang lain. Ini bisa kita ambil filosofinya sebagai DZAT TUHAN yang TIDAK BISA disetarakan dengan apapun. SANGAT UNIK dan sangat sulit untuk dipahami namun sekaligus “sederhana”, ini paradoksnya.
Bukan laki laki, bukan perempuan, bukan pula banci. Tidak di sini dan tidak di situ. Huaaah mumet !! Itulah sebabnya dalam khasanah spiritual jawa TUHAN diekspresikan sebagai “tan keno kinoyo ngopo”. Alias gak bisa dibayangkan seperti apa. MBUH !! Itu tepatnya. Dzat ESA inilah yang MENAMPAKKAN DIRINYA dalam kehidupan sebagai DUALITAS, padahal DIA MAHA ESA, tidak berbilang. Nah, ketika TUHAN yang merupakan “perbendaharaan rahasia” ini “ingin dikenal”, ia menciptakan alam semesta dan makhluk. Di sinilah DIA menampakkan dirinya melalui DUALITAS atau POLARITAS. Supaya mudah dipahami mari kita lakukan simulasinya.
Sekarang ambil gunting. Lalu gunting pita mobiousnya di bagian tengah menyusuri garis yang anda buat tadi. Jadi ini ceritanya kita sedang membelah pita mobiousnya menjadi dua bagian. Sebelum dilakukan saya mau tanya dulu. Kira-kira nanti jadi berapa “gelang kertas”? Ketika saya tanyakan ini biasanya peserta akan menjawab DUA. Ya logikanya karena dibelah dua di tengah ya jadi dua. Mari berhenti berasumsi dan sekarang mulai menggunting. Oke jadi berapa? SATU !!! ha ha ha ha. Ya, “gelang kertasnya” tetap masih satu hanya saja jadi lebih kecil dan lebih besar “diameternya”. Namun tunggu dulu, kenapa saya menyebutnya ”gelang kertas”? bukan pita mobious?.
Karena setelah dibelah dua dan menjadi satu “gelang kertas” ia berubah sifat. Ia memang mirip bentuknya dengan pita mobious tapi menjadi sebuah object yang memiliki DUA SISI. Saya ulangi, dibelah tetap masih jadi SATU namun yang tadinya SATU permukaan menjadi DUA PERMUKAAN. Bisa anda buktikan dengan membuat garis yang membelah “gelang kertas” itu maka garisnya hanya ketemu di satu sisi, sedangkan sisi yang sebelahnya tidak terkena goresan spidol kita. Inilah yang saya sebut di atas terjadi DUALITAS ! Kalau kita misalkan “object turunan” ini sebagai alam semesta, maka tidak heran alam semesta yang merupakan “turunan sumber asal’ ini sifatnya DUALITAS, berbeda dengan SIFAT SUMBER ASALNYA yang NON DUALITAS.
Yang menarik lagi, saat kita terus membelah belah pita “gelang kertas”itu sampai tiga level, kita akan menemukan jumlah “gelang kertas” yang terbentuk MEMENUHI DERET BILANGAN FIBONACCI yaitu 1, 1, 2. Saat awal pita mobious adalah 1 pita. Kita belah pertama kali akan menjadi 1 pita “gelang kertas” dua permukaan. Object ini kemudian kita belah lagi akan menjadi 2 pita “gelang kertas”. 1, 1, 2 adalah deretan bilangan fibonacci. Kemudian sejak dari ‘gelang kertas turunan pertama” dari pita mobious, “gelang kertas” turunan setelah dibelah memiliki bentuk yang sama, dua permukaan, hanya saja lebih kecil dan “diameternya” lebih lebar (sebenarnya gak pas saya pake istilah diameter, gak apa apa la yau he he he he).
So, INI FRACTAL dan MEMENUHI DERET BILANGAN FIBONACCI. Jadi sampai di sini saya seperti melihat bagaimana proses “evolusi” alam semesta terbentuk sesuai dengan pola-pola riilnya. Bagi anda yang masih bingung soal apa itu fractal, silahkan mampir ke catatan saya berjudul KEAJAIBAN FRACTAL ; TUHAN MELETAKKAN RAHASIA DI DEPAN MATA KITA SETIAP HARI. Saya tidak meneruskan membelah-belah lagi. Setelah 3 level ini saya tidak tahu apakah masih memenuhi deret fibonacci atau tidak. Tapi misalpun tidak ya gak masalah, karena ini hanya untuk perumpamaan saja. Dalam kenyataannya TIDAK SEMUA hal memenuhi bilangan fibonacci, hanya saja BANYAK yang demikian.
Kembali pada simulasi “gelang kertas”. Satu lagi yang menakjubkan adalah, ketika kita membelah-belah “gelang kertas” tadi terus menerus, semua “gelang kertas” yang dihasilkan saling terkait satu sama lain dan menyatu. Apa maknanya? Ini bisa kita maknai bahwa dalam kehidupan senyatanya memang pada hakikatnya alam semesta ini SATU dan MENYATU. Konsekuensinya ya segala sesuatu di alam semesta ini TERHUBUNG satu sama lain. Anda, saya, hewan, tumbuhan, gunung, bintang dan apapun, WE ARE ALL CONNECTED.
Sampai di sini apakah bisa dipahami? Atau tambah mumet kayak beberapa teman saya, ha ha ha ha. Judulnya pencerahan tapi malah pemusingan ya? ha ha ha ha ha. Baik kita simpulkan. Simulasi pita mobious ini menunjukkan kepada kita tentang beberapa hal, yaitu :
- SUMBER ASAL KEHIDUPAN
- DUALITAS / POLARITAS
- KESADARAN MELAMPAUI DUALITAS
- FRACTAL / BILANGAN FIBONACCI
- KESATUAN SEMUA HAL DI ALAM SEMESTA
Tamat
Salam Quantum
ARIF RH
(The Happiness Consultant)