Jadi memang ada
beberapa orang yang merupakan “pilar jagad”, orang-orang itu sangat
dekat dengat TUHAN dan konsekuensinya memiliki vibrasi positif yang
sangat tinggi. Karena mereka adalah pilar jagad maka tidak heran dimana
vibrasi negatif sudah begitu merajalela di sebuah wilayah, di situ akan
muncul para pilar jagad ini. Kita bisa perhatikan, para nabi diturunkan
dimana? Ya, kalo kita benar-benar mencermati para nabi “diturunkan” di
daerah yang sudah sangat rusak vibrasinya. Nabi Muhammad misalnya, ia
muncul di Arab dimana saat itu bangsa Arab berada dalam masa yang
Jahiliyah peradabannya. Nabi Luth muncul di negeri yang merajalela
kelainan seksualnya, dan sebagainya.
Bila kita mengacu pada tabel force dan power, di sana ada skala energi dalam angka. Sehingga kalo dibuat perbandingan akan dihasilkan perhitungan begini :
1 individu pada level energi 300 setara dengan 90.000 individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 400 setara 400.000 individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 500 setara 750.000 individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 600 setara 10 juta individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 700 setara 70 juta individu di bawah level energi 200
12 orang di level energi 700 setara dengan 1 orang Avatar di level energi 1.000
Sebagai pengingat, bahwa INDIVIDU YANG LEVEL ENERGINYA DI BAWAH 200 adalah PENGGUNA FORCE. Jadi bila anda PENGGUNA POWER dengan level energi misalnya 300 , maka vibrasi anda sebenarnya SETARA dengan 90.000 orang PENGGUNA FORCE. Jika anda PENGGUNA POWER dengan level energy 700 maka anda sebenarnya telah menjadi “pilar jagad” untuk 70 juta orang PENGGUNA FORCE. Bila masih bingung lihat kembali tabel FORCE dan POWER yang saya lampirkan kembali pada bagian bawah catatan ini. Sampai di sini semoga sudah jelas bagaimana keterhubungan antara pola vibrasi force dan power dengan bencana alam.
Bencana Alam Sebagai Mekanisme ALAM SEMESTA untuk MENYEIMBANGKAN Dirinya Sendiri
Kita sekarang masuk pada pembahasan point terakhir. Nah, ada pertanyaan-pertanyaan sederhana untuk memulai pembahasan kita ini :
Kebanyakan orang memberikan label BENCANA karena dampak KERUSAKAN dan KEMATIAN yang ditimbulkan kejadian alam tersebut. Padahal kalau kita menyadari, pada hakikatnya KERUSAKAN itu adalah KEMUNCULAN HAL BARU. Kalau kita selami lebih dalam,bukankah PENGHANCURAN adalah BAGIAN dari PENCIPTAAN? Kok bisa? Saya ambil contoh sederhana. Untuk MENCIPTAKAN SEMEN, bukankah kita harus MENGHANCURKAN BATU? Untuk MENCIPTAKAN BUBUR, bukankah kita harus MENGHANCURKAN NASI? Untuk MENCIPTAKAN JUS, bukankah kita harus MENGHANCURKAN BUAH? Dari beberapa contoh sederhana ini kita bisa melihat bahwa BENCANA ALAM itu bagian dari PROSES PENCIPTAAN. Bagian dari MAHA KARYA-NYA demi keberlangsungan manusia dan alam semesta.
Sebenarnya bencana alam adalah DEMI KESEIMBANGAN kehidupan itu sendiri. Dengan kata lain bencana alam adalah salah satu pengejawantahan dari HUKUM KESEIMBANGAN yang ada dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kejadian yang kita sebut bencana itu, justru alam semesta bisa hancur lebih cepat dari waktu yang seharusnya. Bagi anda yang muslim mari kita renungkan firman Allah, S.W.T berikut ini :
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)
So, saya kira tidak gegabah jika point ini saya beri tema, BENCANA ALAM bukanlah BENCANA, ia adalah MEKANISME dari ALAM untuk MENYEIMBANGKAN dirinya sendiri. Dengan sudut pandang ini harapannya kita tidak lagi takut, memusuhi atau dendam dengan bencana alam. Meskipun memang harta benda atau bahkan sanak saudara bisa lenyap sirna karenanya. Itu sudah menjadi kodrat yang pasti kita temui selama kita menjalani “sekolah” yang bernama kehidupan ini.
Demikian catatan saya kali ini mengenai BENCANA ALAM, POLA VIBRASI DAN HUKUM KESEIMBANGAN. Apapun yang saya tulis ini adalah penalaran saya saja. Dan KEBENARAN yang SESUNGGUHNYA hanya DIA yang MAHA TAHU. Sampai jumpa dalam catatan selanjutnya.
Tamat.
Salam Quantum
ARIF RH
(The Happiness Consultant)
Bila kita mengacu pada tabel force dan power, di sana ada skala energi dalam angka. Sehingga kalo dibuat perbandingan akan dihasilkan perhitungan begini :
1 individu pada level energi 300 setara dengan 90.000 individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 400 setara 400.000 individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 500 setara 750.000 individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 600 setara 10 juta individu di bawah level energi 200
1 individu pada level energi 700 setara 70 juta individu di bawah level energi 200
12 orang di level energi 700 setara dengan 1 orang Avatar di level energi 1.000
Sebagai pengingat, bahwa INDIVIDU YANG LEVEL ENERGINYA DI BAWAH 200 adalah PENGGUNA FORCE. Jadi bila anda PENGGUNA POWER dengan level energi misalnya 300 , maka vibrasi anda sebenarnya SETARA dengan 90.000 orang PENGGUNA FORCE. Jika anda PENGGUNA POWER dengan level energy 700 maka anda sebenarnya telah menjadi “pilar jagad” untuk 70 juta orang PENGGUNA FORCE. Bila masih bingung lihat kembali tabel FORCE dan POWER yang saya lampirkan kembali pada bagian bawah catatan ini. Sampai di sini semoga sudah jelas bagaimana keterhubungan antara pola vibrasi force dan power dengan bencana alam.
Bencana Alam Sebagai Mekanisme ALAM SEMESTA untuk MENYEIMBANGKAN Dirinya Sendiri
Kita sekarang masuk pada pembahasan point terakhir. Nah, ada pertanyaan-pertanyaan sederhana untuk memulai pembahasan kita ini :
- Jika semua orang TIDAK ADA penggunaan teknologi yang merusak, apakah masih ada bencana alam?
- Jika PERILAKU dan VIBRASI semua manusia positif, apakah masih ada bencana alam?
Kebanyakan orang memberikan label BENCANA karena dampak KERUSAKAN dan KEMATIAN yang ditimbulkan kejadian alam tersebut. Padahal kalau kita menyadari, pada hakikatnya KERUSAKAN itu adalah KEMUNCULAN HAL BARU. Kalau kita selami lebih dalam,bukankah PENGHANCURAN adalah BAGIAN dari PENCIPTAAN? Kok bisa? Saya ambil contoh sederhana. Untuk MENCIPTAKAN SEMEN, bukankah kita harus MENGHANCURKAN BATU? Untuk MENCIPTAKAN BUBUR, bukankah kita harus MENGHANCURKAN NASI? Untuk MENCIPTAKAN JUS, bukankah kita harus MENGHANCURKAN BUAH? Dari beberapa contoh sederhana ini kita bisa melihat bahwa BENCANA ALAM itu bagian dari PROSES PENCIPTAAN. Bagian dari MAHA KARYA-NYA demi keberlangsungan manusia dan alam semesta.
Sebenarnya bencana alam adalah DEMI KESEIMBANGAN kehidupan itu sendiri. Dengan kata lain bencana alam adalah salah satu pengejawantahan dari HUKUM KESEIMBANGAN yang ada dalam kehidupan ini. Tanpa adanya kejadian yang kita sebut bencana itu, justru alam semesta bisa hancur lebih cepat dari waktu yang seharusnya. Bagi anda yang muslim mari kita renungkan firman Allah, S.W.T berikut ini :
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)
So, saya kira tidak gegabah jika point ini saya beri tema, BENCANA ALAM bukanlah BENCANA, ia adalah MEKANISME dari ALAM untuk MENYEIMBANGKAN dirinya sendiri. Dengan sudut pandang ini harapannya kita tidak lagi takut, memusuhi atau dendam dengan bencana alam. Meskipun memang harta benda atau bahkan sanak saudara bisa lenyap sirna karenanya. Itu sudah menjadi kodrat yang pasti kita temui selama kita menjalani “sekolah” yang bernama kehidupan ini.
Demikian catatan saya kali ini mengenai BENCANA ALAM, POLA VIBRASI DAN HUKUM KESEIMBANGAN. Apapun yang saya tulis ini adalah penalaran saya saja. Dan KEBENARAN yang SESUNGGUHNYA hanya DIA yang MAHA TAHU. Sampai jumpa dalam catatan selanjutnya.
Tamat.
Salam Quantum
ARIF RH
(The Happiness Consultant)