Ide untuk menulis
catatan dengan topik ini sebenarnya sudah cukup lama. Apalagi setelah
tahun lalu saya berjumpa dengan seorang sahabat yang mengajari sebuah
metode yang menarik. Metode ini bisa menerka masa depan seseorang. Ya,
saya tidak mengada-ada. Jika anda tidak percaya, maka demikianlah pula
dengan saya pada awalnya. Saya sendiri pun yang membuktikan sendiri
metode itu masih bingung dan heran, kok bisa? Saya merasa beruntung
sekali pada saat itu mengingat proses beliau memperoleh metode ini tidak
mudah dan beliau bagikan kepada saya secara cuman-cuma. Pesan beliau
begini :
"JANGAN AJARKAN SEMBARANGAN METODE INI. Bahkan SAYA DILARANG MENJADIKAN METODE ITU SEBAGAI MATERI PELATIHAN untuk public, apalagi saya jual."
Setelah saya renungkan baik-baik saya mengerti memang sebaiknya ini tidak diajarkan. Bahkan saya pun boleh dibilang hampir tidak pernah menggunakannya meskipun sudah menguji keakuratannya beberapa kali. Kehidupan bagi saya justru menjadi indah saat membiarkan masa depan tetap sebagai misteri. Biarkan berjalan alami. Karena mengetahui masa depan kadang justru merusak keindahan kehidupan itu sendiri.
Nah mungkin anda penasaran. Metode seperti apa sih yang saya peroleh itu? Hmmm, itu adalah sebuah metode untuk menerka prospek KARIR / BISNIS seseorang. Apakah akan berhasil atau tidak di masa mendatang ketika itu dijalani. Ah itu kan karena sugesti? Hei tunggu dulu. Dengan metode ini saya pernah menguji metode itu secara “blind”, dan hasilnya akurat. Jadi ceritanya begini, ada beberapa orang yang sedang sangat galau tentang apa karir dan bisnis yang mereka jalani. Mereka menghubungi saya untuk meminta saran saya.
Situasi dan kondisi itu saya jadikan sebuah kesempatan untuk melakukan pengujian. Beberapa orang itu menuliskan beberapa bisnis / karir di kertas. Saya masih ingat ada beberapa dari mereka menuliskan 10 karir / bisnis. Sebagai catatan di sini, saya tidak mengatakan kepada beberapa orang itu metode apa yang saya gunakan. Saat menggunakan metode ini saya tidak boleh menunjukkannya di hadapan orang yang bersangkutan. Kemudian saya memberikan mereka saran bahwa ini recommended dan yang itu not recommended. Nah yang bikin saya kaget adalah bahwa saran-saran saya itu tepat. Tepat bagaimana maksudnya?
Ternyata mereka juga menuliskan beberapa karir / bisnis mereka yang telah rugi atau bangkrut. Dan rekomendasi saya untuk beberapa karir mereka yang sudah rugi atau bangkrut alias gak jalan adalah NOT RECOMMENDED. Mereka bilang, “kok bisa pas banget yo mas?”. Lha saya dalam hati juga kaget. Saya ndak tahu apa-apa soal karir / bisnis mereka loh. Saya sama sekali tidak tahu bisnis / karir yang mereka tulis itu sudah dijalani atau belum. Saya juga sama sekali tidak tahu mana yang bangkrut dan berhasil. Inyong ora ngerti apa-apa, suerr !!!
Namun dari beberapa sample di atas saya masih ada keraguan. Mungkin itu sebuah kebetulan. Oleh karenanya saya mengujicoba metode itu dengan cara lain. Apa yang saya lakukan? Saya memilih beberapa orang yang saya kenal dan tanpa sepengetahuan mereka saya “menerka” bagaimana masa depan bisnis / karir yang mereka jalani. Setelah saya menggunakan metode itu, hasilnya semua subyek yang saya pilih sebagai sample itu GAGAL di karir / bisnisnya masing-masing. Saya simpan hasil dugaan itu di dalam hati. Waktu berlalu. Setelah beberapa bulan kemudian apa yang terjadi? COCOK, PERSIS, AKURAT !!!
Asli saya tambah bingung dengan cara kerja metode itu. Soalnya sangat-sangat sederhana. Terlalu sederhana untuk tingkat akurasi yang seperti ini. Nah mulai dari sini muncul sebuah godaan dalam diri saya. Apa godaannya? Ya godaannya adalah suka iseng menduga-duga karir / bisnis orang. Inilah BAHAYANYA mempelajari metode ini. Karena jika saya tidak kuasa mengontrol keinginan menduga-duga itu saya bisa menggagalkan banyak orang untuk BERPROSES dalam suatu bidang kehidupan. Meskipun memang benar yang dijalani itu akan gagal, pasti ada sebuah proses pembelajaran di situ. Dan itu bisa hilang kalo saya tergoda untuk memberitahu di awal begini, “EH ITU JANGAN DI LAKUKAN, ITU BAKALAN GAGAL !!!”.
Dari ujicoba yang terakhir itu saya mengambil kesimpulan bahwa metode itu sangat akurat. Namun setelahnya muncul beberapa pertanyaan dalam diri saya, misalnya :
Bersambung ke bagian 2 ...
Salam Quantum ...
ARIF RH
(The Happiness Consultant)
"JANGAN AJARKAN SEMBARANGAN METODE INI. Bahkan SAYA DILARANG MENJADIKAN METODE ITU SEBAGAI MATERI PELATIHAN untuk public, apalagi saya jual."
Setelah saya renungkan baik-baik saya mengerti memang sebaiknya ini tidak diajarkan. Bahkan saya pun boleh dibilang hampir tidak pernah menggunakannya meskipun sudah menguji keakuratannya beberapa kali. Kehidupan bagi saya justru menjadi indah saat membiarkan masa depan tetap sebagai misteri. Biarkan berjalan alami. Karena mengetahui masa depan kadang justru merusak keindahan kehidupan itu sendiri.
Nah mungkin anda penasaran. Metode seperti apa sih yang saya peroleh itu? Hmmm, itu adalah sebuah metode untuk menerka prospek KARIR / BISNIS seseorang. Apakah akan berhasil atau tidak di masa mendatang ketika itu dijalani. Ah itu kan karena sugesti? Hei tunggu dulu. Dengan metode ini saya pernah menguji metode itu secara “blind”, dan hasilnya akurat. Jadi ceritanya begini, ada beberapa orang yang sedang sangat galau tentang apa karir dan bisnis yang mereka jalani. Mereka menghubungi saya untuk meminta saran saya.
Situasi dan kondisi itu saya jadikan sebuah kesempatan untuk melakukan pengujian. Beberapa orang itu menuliskan beberapa bisnis / karir di kertas. Saya masih ingat ada beberapa dari mereka menuliskan 10 karir / bisnis. Sebagai catatan di sini, saya tidak mengatakan kepada beberapa orang itu metode apa yang saya gunakan. Saat menggunakan metode ini saya tidak boleh menunjukkannya di hadapan orang yang bersangkutan. Kemudian saya memberikan mereka saran bahwa ini recommended dan yang itu not recommended. Nah yang bikin saya kaget adalah bahwa saran-saran saya itu tepat. Tepat bagaimana maksudnya?
Ternyata mereka juga menuliskan beberapa karir / bisnis mereka yang telah rugi atau bangkrut. Dan rekomendasi saya untuk beberapa karir mereka yang sudah rugi atau bangkrut alias gak jalan adalah NOT RECOMMENDED. Mereka bilang, “kok bisa pas banget yo mas?”. Lha saya dalam hati juga kaget. Saya ndak tahu apa-apa soal karir / bisnis mereka loh. Saya sama sekali tidak tahu bisnis / karir yang mereka tulis itu sudah dijalani atau belum. Saya juga sama sekali tidak tahu mana yang bangkrut dan berhasil. Inyong ora ngerti apa-apa, suerr !!!
Namun dari beberapa sample di atas saya masih ada keraguan. Mungkin itu sebuah kebetulan. Oleh karenanya saya mengujicoba metode itu dengan cara lain. Apa yang saya lakukan? Saya memilih beberapa orang yang saya kenal dan tanpa sepengetahuan mereka saya “menerka” bagaimana masa depan bisnis / karir yang mereka jalani. Setelah saya menggunakan metode itu, hasilnya semua subyek yang saya pilih sebagai sample itu GAGAL di karir / bisnisnya masing-masing. Saya simpan hasil dugaan itu di dalam hati. Waktu berlalu. Setelah beberapa bulan kemudian apa yang terjadi? COCOK, PERSIS, AKURAT !!!
Asli saya tambah bingung dengan cara kerja metode itu. Soalnya sangat-sangat sederhana. Terlalu sederhana untuk tingkat akurasi yang seperti ini. Nah mulai dari sini muncul sebuah godaan dalam diri saya. Apa godaannya? Ya godaannya adalah suka iseng menduga-duga karir / bisnis orang. Inilah BAHAYANYA mempelajari metode ini. Karena jika saya tidak kuasa mengontrol keinginan menduga-duga itu saya bisa menggagalkan banyak orang untuk BERPROSES dalam suatu bidang kehidupan. Meskipun memang benar yang dijalani itu akan gagal, pasti ada sebuah proses pembelajaran di situ. Dan itu bisa hilang kalo saya tergoda untuk memberitahu di awal begini, “EH ITU JANGAN DI LAKUKAN, ITU BAKALAN GAGAL !!!”.
Dari ujicoba yang terakhir itu saya mengambil kesimpulan bahwa metode itu sangat akurat. Namun setelahnya muncul beberapa pertanyaan dalam diri saya, misalnya :
- Apakah saat menggunakan metode itu saya benar-benar mengakses informasi dari masa depan?
- Jika memang demikian apakah masa depan hanya satu macam saja?
- Jika hanya ada satu masa depan, lalu untuk apa manusia diberikan kehendak bebas? Percuma donk? Lha wong kalo udah “digariskan” gagal ya pasti gagal kok?
- Atau jangan-jangan JUSTRU dugaan saya ini juga mempengaruhi / mengubah alur kehidupan orang lain meskipun saya tidak mengkomunikasikannya dengan orang tersebut?
- Jika benar, apakah ini salah satu penjelasan logis mengapa ramalan itu berbahaya dan dilarang?
Bersambung ke bagian 2 ...
Salam Quantum ...
ARIF RH
(The Happiness Consultant)