Saya tidak memaksa
agar anda satu persepsi dengan saya. Namun bagi saya TIDAK ADA YANG
NAMANYA KEBETULAN. Belajar dari pengalaman hidup saya, semua ada
penjelasannya. Jika anda sudah membaca note saya soal vibrasi dan
fractal tentu anda bisa memetakan kira-kira bagaimana peta dalam pikiran
saya dalam memahami cara kerja kehidupan ini. Jadi, saya ulangi sekali
lagi di sini, TIDAK ADA KEBETULAN. Setiap peristiwa kita sebenarnya
TERLIBAT dalam prosesnya, hanya saja kita TIDAK MENYADARINYA. Apakah
TUHAN dalam hal ini diabaikan? TIDAK. TUHAN tentu TERLIBAT dalam semua
hal, dalam semua peristiwa. Karena dzat TUHAN itu MELIPUTI SEGALA
SESUATU maka ia BEBAS saja menggunakan kata ganti AKU, DIA atau KAMI.
Bukan sebuah masalah bagi-NYA, karena semua kata ganti itu akan menunjuk
ke subject yang itu itu saja. Nah ketika TUHAN menggunakan kata KAMI
maka ini harus kita sadari bahwa kita juga merupakan co-creator
bersama-sama dengan TUHAN dalam mewujudkan sebuah realita. Sebagaimana
TUHAN menciptakan manusia ya kita juga dilibatkan dalam proses
perkawinan. Ini pada umumnya lho, bukan termasuk yang kasus mukjizat.
Ketika saya sebutkan bahwa PERHATIAN yang TERUS-MENERUS pada sebuah KEJADIAN bisa MENGUNDANG kejadian serupa, tidak semua orang setuju. Dikatakan bahwa urusan takdir itu adalah HAK ALLAH. YA !!! Saya 1.000.000 % sangat sangat “mbah”-nya setuju. Setuju dalam pemahaman saya tentunya. Namun kali ini berikan saya kesempatan untuk menjatimkan, eh salah, menjabarkan apa yang saya pahami tentang takdir. Bagi saya takdir ibarat sebuah kalkulator. Anda tahu kalkulator khan? Oke deh barangkali belum tahu perhatikan gambar berikut ini he he he he :
Jika saya katakan begini, “bahwa operasi penjumlahan apapun, pembagian apapun, perkalian apapun dengan angka apapun sudah ada di dalam kalkulator itu, bahkan sebelum kalkulatornya kita nyalakan, bahkan sebelum kalkulatornya kita beli dari toko”. Iya khan? Jelas iya. Nah sekarang anggaplah apapun yang nanti muncul di layar kalkulator itu adalah TAKDIR. Namun bukankah apapun yang akan muncul di layar itu TERGANTUNG TOMBOL APA SAJA YANG KITA TEKAN? Artinya KITA DILIBATKAN.
Semua jalan cerita di alam semesta ini saya katakan SUDAH SELESAI, hanya saja perhatian, keputusan, dan tindakan kita lah yang menentukan alur cerita apa yang mau kita jalani. Perhatian, keputusan, dan tindakan kita lah yang saya maksud sebagai MENEKAN TOMBOL kalkulator itu. Semua aturan main yang diprogram dalam kalkulator itu ibaratnya adalah ATURAN MAIN dalam kehidupan yang diciptakan TUHAN. Kita bebas bermain dan jika melanggar akan kena konsekuensinya. Kehidupan ini bagi saya adalah PERMAINAN VIBRASI, dan ada ATURAN MAINNYA. Permainan vibrasi ini sangat berbahaya jika tidak disadari, termasuk ketika terus fokus dengan peristiwa naas di gunung salak itu. Mengapa begitu?
Untuk menjawab pertanyaan “mengapa begitu?”, ini tidak mudah. Yang saya maksud saya tidak bisa menjawabnya dengan kalimat pendek. Saya harus memulai dengan pembahasan apa sih “bahan dasar” dari alam semesta / kehidupan ini? Karena jawaban sesunggunya di sana. Ya, dimana lagi kalau bukan di zona quantum. Bagi anda yang masih belum familiar dengan kata quantum tidak usah kuatir. Saya di sini akan menjelaskannya kembali dari awal. Yaah capek sih tapi daripada anda salah persepsi dan dikiranya merk kompor? Berabe deh hua ha ha ha. Begini. Jika sebuah benda kita urai maka akan ketemu yang namanya molekul. Molekul jika kita urai akan ketemu yang namanya atom. Atom jika kita urai lagi akan ketemu yang namanya partikel. Nah jika partikel ini kita urai lagi maka akan ketemu yang namanya quantum (bentuk jamak quantum adalah quanta). Dan seterusnya dan seterusnya dan seterusnya. Kita tidak lanjutkan penguraian ini. Yang penting “gampangnya” anda sudah akrab dengan kata quantum, yaitu suatu “bahan” yang kita temukan dalam semua hal yang ada di alam semesta ini. Lalu apa “masalahnya” dengan “bahan” ini? Jika anda bertanya kepada saya, SANGAT MENAKJUBKAN. Saya katakan saya TERPESONA. Seorang ilmuwan fisika modern yang sangat terkemuka bernama NEILS BOHR mengatakan :“Siapa saja yang tidak tertegun oleh teori kuantum berarti dia tidak memahaminya”. Dan saya setuju dengan pendapat tersebut.
Ketika “memasuki zona quantum” banyak temuan yang akan “memporak-porandakan” cara pandang kita atas kehidupan. Di sisi lain akan menjawab berbagai pertanyaan yang selama ini kita pertanyakan. Soal spiritualitas, soal TUHAN? Bagi saya YA ! Saya agak memahami “PERILAKU TUHAN” setelah “menyelami zona quantum ini”, yang saya bahas dalam catatan saya berjudul MANUNGGALING KAWULO LAN GUSTI. Dan kali ini kita fokuskan pembahasan berkenaan dengan TAKDIR. Bagaimana hasil riset ilmuwan tentang perilaku “bahan dasar” alam semesta di zona quantum ini berkenaan dengan takdir? Bagaimana hubungannya dengan kita dalam mewujudkan peristiwa tertentu? Kita akan bahas di bagian selanjutnya.
Bersambung ke bagian 3 ...
Salam Quantum ...
ARIF RH
(The Happiness Consultant)
Ketika saya sebutkan bahwa PERHATIAN yang TERUS-MENERUS pada sebuah KEJADIAN bisa MENGUNDANG kejadian serupa, tidak semua orang setuju. Dikatakan bahwa urusan takdir itu adalah HAK ALLAH. YA !!! Saya 1.000.000 % sangat sangat “mbah”-nya setuju. Setuju dalam pemahaman saya tentunya. Namun kali ini berikan saya kesempatan untuk menjatimkan, eh salah, menjabarkan apa yang saya pahami tentang takdir. Bagi saya takdir ibarat sebuah kalkulator. Anda tahu kalkulator khan? Oke deh barangkali belum tahu perhatikan gambar berikut ini he he he he :
Jika saya katakan begini, “bahwa operasi penjumlahan apapun, pembagian apapun, perkalian apapun dengan angka apapun sudah ada di dalam kalkulator itu, bahkan sebelum kalkulatornya kita nyalakan, bahkan sebelum kalkulatornya kita beli dari toko”. Iya khan? Jelas iya. Nah sekarang anggaplah apapun yang nanti muncul di layar kalkulator itu adalah TAKDIR. Namun bukankah apapun yang akan muncul di layar itu TERGANTUNG TOMBOL APA SAJA YANG KITA TEKAN? Artinya KITA DILIBATKAN.
Semua jalan cerita di alam semesta ini saya katakan SUDAH SELESAI, hanya saja perhatian, keputusan, dan tindakan kita lah yang menentukan alur cerita apa yang mau kita jalani. Perhatian, keputusan, dan tindakan kita lah yang saya maksud sebagai MENEKAN TOMBOL kalkulator itu. Semua aturan main yang diprogram dalam kalkulator itu ibaratnya adalah ATURAN MAIN dalam kehidupan yang diciptakan TUHAN. Kita bebas bermain dan jika melanggar akan kena konsekuensinya. Kehidupan ini bagi saya adalah PERMAINAN VIBRASI, dan ada ATURAN MAINNYA. Permainan vibrasi ini sangat berbahaya jika tidak disadari, termasuk ketika terus fokus dengan peristiwa naas di gunung salak itu. Mengapa begitu?
Untuk menjawab pertanyaan “mengapa begitu?”, ini tidak mudah. Yang saya maksud saya tidak bisa menjawabnya dengan kalimat pendek. Saya harus memulai dengan pembahasan apa sih “bahan dasar” dari alam semesta / kehidupan ini? Karena jawaban sesunggunya di sana. Ya, dimana lagi kalau bukan di zona quantum. Bagi anda yang masih belum familiar dengan kata quantum tidak usah kuatir. Saya di sini akan menjelaskannya kembali dari awal. Yaah capek sih tapi daripada anda salah persepsi dan dikiranya merk kompor? Berabe deh hua ha ha ha. Begini. Jika sebuah benda kita urai maka akan ketemu yang namanya molekul. Molekul jika kita urai akan ketemu yang namanya atom. Atom jika kita urai lagi akan ketemu yang namanya partikel. Nah jika partikel ini kita urai lagi maka akan ketemu yang namanya quantum (bentuk jamak quantum adalah quanta). Dan seterusnya dan seterusnya dan seterusnya. Kita tidak lanjutkan penguraian ini. Yang penting “gampangnya” anda sudah akrab dengan kata quantum, yaitu suatu “bahan” yang kita temukan dalam semua hal yang ada di alam semesta ini. Lalu apa “masalahnya” dengan “bahan” ini? Jika anda bertanya kepada saya, SANGAT MENAKJUBKAN. Saya katakan saya TERPESONA. Seorang ilmuwan fisika modern yang sangat terkemuka bernama NEILS BOHR mengatakan :“Siapa saja yang tidak tertegun oleh teori kuantum berarti dia tidak memahaminya”. Dan saya setuju dengan pendapat tersebut.
Ketika “memasuki zona quantum” banyak temuan yang akan “memporak-porandakan” cara pandang kita atas kehidupan. Di sisi lain akan menjawab berbagai pertanyaan yang selama ini kita pertanyakan. Soal spiritualitas, soal TUHAN? Bagi saya YA ! Saya agak memahami “PERILAKU TUHAN” setelah “menyelami zona quantum ini”, yang saya bahas dalam catatan saya berjudul MANUNGGALING KAWULO LAN GUSTI. Dan kali ini kita fokuskan pembahasan berkenaan dengan TAKDIR. Bagaimana hasil riset ilmuwan tentang perilaku “bahan dasar” alam semesta di zona quantum ini berkenaan dengan takdir? Bagaimana hubungannya dengan kita dalam mewujudkan peristiwa tertentu? Kita akan bahas di bagian selanjutnya.
Bersambung ke bagian 3 ...
Salam Quantum ...
ARIF RH
(The Happiness Consultant)