Pembahasan yang saya uraikan pada catatan sebelumnya jika dipahami secara keliru bisa menjebak pada euphoria penggunaan kekuatan pikiran. Dan hingga kini banyak orang ramai membicarakan ini. Pelatihan tentang merubah nasib dengan kekuatan pikiran digelar dimana-mana. Menggunakan model visualisasi dan semacamnya untuk membentuk realita. Ya itu sama sekali tidak salah kok, saya juga sudah membuktikan metode-metode tersebut dalam hidup saya sendiri. Dan hasilnya keren. Namun entah mengapa saya merasa ada yang masih perlu ditelusuri lagi. Karena passion saya di perihal quantum, saya terus menerus mengeksplorasi pengetahuan “dunia quantum” ini. Semakin diselami semakin menakjubkan plus semakin sulit dipahami.
Dari hasil penelusuran sampai saat ini, kesimpulan sementara yang saya dapatkan adalah bahwa pada bagian terdalam dan terhalus yang ada dibalik alam semesta ini adalah KESADARAN. Ya, ada sesuatu yang SADAR yang menjadi sumber dari semuanya. Sesuatu yang sadar ini bukan energy, ia adalah sumber dari energy. Sampai di sini saya mengalami sebuah AHA MOMENT yang sangat sulit saya jelaskan. Ada suatu pertanyaan sederhana dalam diri saya, “Jika alam semesta ini menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada KESADARAN yang paling dalam itu sehingga selalu berada dalam keseimbangan, apa yang terjadi jika saya melarutkan diri dengan KESADARAN itu?”.
Sehingga pada akhir tahun 2009 sesuatu dalam diri saya mendorong saya keluar dari area permainan visualisasi untuk mewujudkan keinginan dan impian-impian itu. Sejak saat itu makna keajaiban bagi saya TIDAK SEKEDAR sebatas terwujudnya keinginan-keinginan saya. Apakah TERWUJUDNYA KEINGINAN termasuk sebagai keajaiban? Ya. Namun TIDAK IDENTIK dan tidak mesti begitu. Makna keajaiban jauh lebih luas dan lebih dalam daripada itu. Dulu saya sangat tergila-gila dengan kalimat ini, “Mintalah kepada-KU, niscaya KU perkenankan bagimu”. Dan itu yang menjadi pembenaran saya untuk ngotot dengan permintaan. Namun seiring waktu saya menjadi lebih tertarik dengan kalimat ini, “Siapa yang bersyukur nikmatnya akan ditambahkan”. Dan yang menurut saya sangat keren yang ini, “DIA akan memberikan jalan keluar dari arah yang tidak disangka-sangka”. Ah, rupanya saya mulai bergeser dari Law Of Attraction menuju The Law Of Unpredictable.
Berkenaan dengan pembahasan ini saya amati ada tiga zona pemahaman. Meskipun sejauh ini biasanya ini dialami semua orang tapi bukan berarti uraian saya ini pasti benar. Jadi saya tidak memaksa anda untuk menyetujuinya. Tiga zona tersebut adalah :
- Zona dimana seseorang merasa menjadi “korban” takdir TUHAN. Di sini seseorang biasanya sangat benci dengan kata pasrah. Pasrah dipahami sebagai putus asa dan tidak memberdayakan untuk maju.
- Zona dimana seseorang menyadari bahwa pikiran dan perasaan memiliki kekuatan dalam mewujudkan realita. Di sini biasanya seseorang senang “bermain” dengan metode visualisasi keinginan-keinginan supaya terwujud. Keajaiban biasanya dimaknai secara sempit sebagai terwujudnya do’a-do’a dan keinginan.
- Zona dimana seseorang pasrah total kepada SANG HIDUP, dimana seseorang menyadari tidak semua keinginannya bisa terwujud demi keseimbangan kehidupan itu sendiri. Kalaupun keinginan-keinginan itu diajukan untuk terwujud, seseorang ini selalu mengakhiri do’anya dengan kalimat “NAMUN APAPUN YANG TERJADI NANTI, ITU YANG TERBAIK, DAN SAYA MENERIMA ADANYA".
So, bagi para pembaca catatan saya soal vibrasi, power and force dan catatan yang lainnya. Silahkan mempraktekkan apapun yang saya share di situ. Sejauh ini efektif. Dan jika tidak atau belum berhasil ada dua kemungkinan. Pertama : keliru mempraktekannya, atau kedua ; DIA pasti merencanakan sesuatu yang jauh lebih baik untuk anda. Sampai jumpa dalam catatan selanjutnya kawans.
Tamat.
Salam Quantum
ARIF RH
(The Happiness Consultant)