Lohaaaaa lohaaaaa.
Jumpa lagiiii hi hi hi hi. Niy saya lagi sangat mood nulis niy jadi oke
dah saya biarkan jari-jari ini menekan keyboard dengan sendirinya.
Sepertinya banyak data dari server alam semesta sana yang memang turun
ke facebook ini melalui saya ha ha ha. Topik kita kali ini adalah PASRAH
DAN IKHLAS VERSUS IMPIAN DAN TARGET? Perhatikan, judulnya ada tanda
tanya. Jadi kalimat di atas bukan PERNYATAAN tapi berupa PERTANYAAN.
Begini, kenapa sih note ini saya tulis? Cukup banyak yang bilang saya
ini melawan mainstream alias melawan arus. Karena mayoritas motivator
mengajak pesertanya untuk memiliki impian sedangkan saya justru mengajak
peserta untuk melepaskan impian itu.
Apakah saya melakukan itu biar terlihat keren? Atau hanya soal branding? Mungkin juga sih ha ha ha ha. Tapi gini loh, sangat sangat mbahnya KELIRU jika topik PASRAH DAN IKHLAS itu dianggap BERTENTANGAN dengan ajaran IMPIAN DAN TARGET. Dalam sebuah pelatihan pernah ada seorang peserta yang bertanya begini :"Pak, kok yang bapak sharingkan sangat bertentangan dengan konsep yang beredar di luar sana? Kok tidak seperti yang diajarkan Merry Riana dan yang lain-lain khan harus punya impian yang besar?”
ILMU IKHLAS dan PASRAH sama sekali TIDAK BERTENTANGAN dengan konsep-konsep di luar sana. Saya hanya menceritakan sisi lain yang LUPUT DARI PERHATIAN dan LUPUT DICERITAKAN yang sebenarnya TANPA SADAR DILAKUKAN SETIAP ORANG termasuk Merry Riana. Dan justru sisi inilah kuncinya. Sebagaimana anda membaca note saya ini. Mungkin anda fokus pada huruf, kata-kata dan kalimatnya. Nah sedangkan yang saya bahas adalah "spasi-spasi" yang ada dalam note ini. Di luar sana yang banyak dibahas adalah soal IMPIAN, TARGET, RESOLUSI AWAL TAHUN. Itu ibarat huruf, kata dan kalimat dalam note ini. Nah, saya membahas IKHLAS dan PASRAH yaitu ibarat "spasi-spasi" yang ada dalam note ini.
Jika anda sudah membaca note-note saya sebelumnya tentu sangat paham tentang JEDA. JEDA itu bisa berupa LUPA, atau beralih perhatian. Sehebat apapun kita punya impian pasti ada JEDA ini. Bisa lewat sholat, dzikir, berhubungan sex atau apapun termasuk satu hal ini, TIDUR. Orang TIDUR khan JEDA, nah saat itulah segala sesuatu DIPROSES menjadi realita termasuk IMPIAN kita. Saya yakin sekali Merry Riana pun melakukan JEDA ini, minimal dia pasti TIDUR. Kalo gak percaya, coba dia dalam mencapai impiannya gak pernah tidur. Gak bakalan nyampai tuh, karena gak ada JEDA. Belum lagi badan akan rusak dan tidak siap menjemput realisasi impian itu. Fungsi TIDUR bukan hanya soal kesehatan badan tapi memberikan kesempatan kita untuk MELEPASKAN segala sesuatunya untuk diproses.
Sekarang ijinkan saya bertanya, jika anda punya “gawean” menggergaji banyak tumpukan kayu dan anda dikejar waktu apakah anda mau melakukannya terus menerus TANPA JEDA? Atau MELUANGKAN WAKTU (JEDA) untuk MENGASAH GERGAJINYA? Sangat konyol jika atas nama mengejar target anda tidak mau meluangkan waktu untuk mengasah gergaji. Nah IKHLAS dan PASRAH itu ibarat MENGASAH GERGAJI, berhenti walau sejenak. Jadi sampai di sini apakah anda masih melihat apa yang saya sharingkan bertentangan? No, sama sekali tidak.
Saya hanya menggenapkan tugas Merry Riana dan kawan-kawan yang banyak bicara soal impian. Saya dan mereka bukan berkompetisi, bukan saling menghancurkan konsep satu sama lain. Kami saling melengkapi. Namun jika anda bertanya, apakah saya menuliskan impian dan target? Sejak tahun 2009 saya tidak melakukan itu. Sama sekali tidak. Satu bulan kedepan juga saya tidak punya rencana, just flowing. Ini kelihatan dan kedengarannya mustahil tapi itulah yang saya lakukan sejak tahun 2009. Karena life is a vibration games. Bukan soal punya impian atau tidak, bukan soal punya target atau tidak, tapi APA VIBRASI YANG KITA PANCARKAN?
Nah ini yang luput, para trainer memang menceritakan bagaimana ia mencapai impiannya dan itu tidak salah. Misalnya dengan menulis di buku impian, melakukan visualisasi dan sebagainya (meskipun saya tidak menggunakan cara-cara ini lagi). Dan itu ditiru persis oleh audience / peserta. Prakteknya, apakah hasilnya sama? Saya pun bertahun-tahun melakukan cara itu tapi mengapa tidak berhasil? Setelah mengenal dunia quantum saya baru paham bahwa yang seharusnya juga ditiru adalah VIBRASINYA. Jika ingin seperti Merry Riana JANGAN HANYA MENIRU CARANYA, JANGAN HANYA MENIRU APA YANG DILAKUKANNYA, TAPI TIRULAH VIBRASINYA.
Jika anda menuliskan impian dan target di kertas lalu anda tempel di kamar apakah mesti berhasil? Belum tentu? Pertanyaan saya, APA VIBRASI ANDA SAAT MELIHAT TULISAN ITU? RAGU? MELEKAT? TAKUT? CEMAS? TIDAK PEDE? MERASA BERAT? TERBAYANG KEGAGALAN DI MASA LALU? INGIN MEMBALAS HINAAN ORANG DENGAN PENCAPAIAN? Jika iya percuma saja karena alam semesta menangkap vibrasi anda, bukan cara-cara anda itu. Jadi apa yang sering kita bahas di wall adalah pelengkap dari konsep-konsep soal IMPIAN dan TARGET yang beredar di luar sana. Dan ijinkan saya mengkhususkan diri berbicara tentang perihal IKHLAS dan PASRAH. Oke? :)
Tamat
Salam Ikhlas, Salam Pasrah
ARIF RH
The Happiness Consultant
Apakah saya melakukan itu biar terlihat keren? Atau hanya soal branding? Mungkin juga sih ha ha ha ha. Tapi gini loh, sangat sangat mbahnya KELIRU jika topik PASRAH DAN IKHLAS itu dianggap BERTENTANGAN dengan ajaran IMPIAN DAN TARGET. Dalam sebuah pelatihan pernah ada seorang peserta yang bertanya begini :"Pak, kok yang bapak sharingkan sangat bertentangan dengan konsep yang beredar di luar sana? Kok tidak seperti yang diajarkan Merry Riana dan yang lain-lain khan harus punya impian yang besar?”
ILMU IKHLAS dan PASRAH sama sekali TIDAK BERTENTANGAN dengan konsep-konsep di luar sana. Saya hanya menceritakan sisi lain yang LUPUT DARI PERHATIAN dan LUPUT DICERITAKAN yang sebenarnya TANPA SADAR DILAKUKAN SETIAP ORANG termasuk Merry Riana. Dan justru sisi inilah kuncinya. Sebagaimana anda membaca note saya ini. Mungkin anda fokus pada huruf, kata-kata dan kalimatnya. Nah sedangkan yang saya bahas adalah "spasi-spasi" yang ada dalam note ini. Di luar sana yang banyak dibahas adalah soal IMPIAN, TARGET, RESOLUSI AWAL TAHUN. Itu ibarat huruf, kata dan kalimat dalam note ini. Nah, saya membahas IKHLAS dan PASRAH yaitu ibarat "spasi-spasi" yang ada dalam note ini.
Jika anda sudah membaca note-note saya sebelumnya tentu sangat paham tentang JEDA. JEDA itu bisa berupa LUPA, atau beralih perhatian. Sehebat apapun kita punya impian pasti ada JEDA ini. Bisa lewat sholat, dzikir, berhubungan sex atau apapun termasuk satu hal ini, TIDUR. Orang TIDUR khan JEDA, nah saat itulah segala sesuatu DIPROSES menjadi realita termasuk IMPIAN kita. Saya yakin sekali Merry Riana pun melakukan JEDA ini, minimal dia pasti TIDUR. Kalo gak percaya, coba dia dalam mencapai impiannya gak pernah tidur. Gak bakalan nyampai tuh, karena gak ada JEDA. Belum lagi badan akan rusak dan tidak siap menjemput realisasi impian itu. Fungsi TIDUR bukan hanya soal kesehatan badan tapi memberikan kesempatan kita untuk MELEPASKAN segala sesuatunya untuk diproses.
Sekarang ijinkan saya bertanya, jika anda punya “gawean” menggergaji banyak tumpukan kayu dan anda dikejar waktu apakah anda mau melakukannya terus menerus TANPA JEDA? Atau MELUANGKAN WAKTU (JEDA) untuk MENGASAH GERGAJINYA? Sangat konyol jika atas nama mengejar target anda tidak mau meluangkan waktu untuk mengasah gergaji. Nah IKHLAS dan PASRAH itu ibarat MENGASAH GERGAJI, berhenti walau sejenak. Jadi sampai di sini apakah anda masih melihat apa yang saya sharingkan bertentangan? No, sama sekali tidak.
Saya hanya menggenapkan tugas Merry Riana dan kawan-kawan yang banyak bicara soal impian. Saya dan mereka bukan berkompetisi, bukan saling menghancurkan konsep satu sama lain. Kami saling melengkapi. Namun jika anda bertanya, apakah saya menuliskan impian dan target? Sejak tahun 2009 saya tidak melakukan itu. Sama sekali tidak. Satu bulan kedepan juga saya tidak punya rencana, just flowing. Ini kelihatan dan kedengarannya mustahil tapi itulah yang saya lakukan sejak tahun 2009. Karena life is a vibration games. Bukan soal punya impian atau tidak, bukan soal punya target atau tidak, tapi APA VIBRASI YANG KITA PANCARKAN?
Nah ini yang luput, para trainer memang menceritakan bagaimana ia mencapai impiannya dan itu tidak salah. Misalnya dengan menulis di buku impian, melakukan visualisasi dan sebagainya (meskipun saya tidak menggunakan cara-cara ini lagi). Dan itu ditiru persis oleh audience / peserta. Prakteknya, apakah hasilnya sama? Saya pun bertahun-tahun melakukan cara itu tapi mengapa tidak berhasil? Setelah mengenal dunia quantum saya baru paham bahwa yang seharusnya juga ditiru adalah VIBRASINYA. Jika ingin seperti Merry Riana JANGAN HANYA MENIRU CARANYA, JANGAN HANYA MENIRU APA YANG DILAKUKANNYA, TAPI TIRULAH VIBRASINYA.
Jika anda menuliskan impian dan target di kertas lalu anda tempel di kamar apakah mesti berhasil? Belum tentu? Pertanyaan saya, APA VIBRASI ANDA SAAT MELIHAT TULISAN ITU? RAGU? MELEKAT? TAKUT? CEMAS? TIDAK PEDE? MERASA BERAT? TERBAYANG KEGAGALAN DI MASA LALU? INGIN MEMBALAS HINAAN ORANG DENGAN PENCAPAIAN? Jika iya percuma saja karena alam semesta menangkap vibrasi anda, bukan cara-cara anda itu. Jadi apa yang sering kita bahas di wall adalah pelengkap dari konsep-konsep soal IMPIAN dan TARGET yang beredar di luar sana. Dan ijinkan saya mengkhususkan diri berbicara tentang perihal IKHLAS dan PASRAH. Oke? :)
Tamat
Salam Ikhlas, Salam Pasrah
ARIF RH
The Happiness Consultant