Alam Semesta Memiliki Sifat PENUH KETIDAKPASTIAN
Kita awali pembahasan dengan sebuah kalimat dari pakar fisika quantum Niels Bohr. Apa kata beliau? “Prediction is very difficult, especially about the future”. Artinya, “Membuat prediksi / peramalan adalah sangat sulit, terutama tentang masa depan”. Lho? Bukankah kalau batu kita jatuhkan ke bumi kita bisa meramalkan / memprediksi jatuhnya PASTI ke bawah? Tunggu dulu. Di bagian ini kita sudah masuk ke wilayah yang berbeda dengan pembahasan sebelumnya. Kini, kita masuk ke “dunia atom” dan bahkan masuk ke dunia yang “jauh lebih halus” dari atom.
Ternyata perilaku-perilaku alamiah yang ditemukan di sana sangat berbeda dengan apa yang kita temukan di level material. Jika pada level material perilaku kehidupan diatur oleh hukum-hukum alam yang sifatnya PASTI, di “dunia halus” justru diatur oleh hukum KETIDAKPASTIAN atau hukum PROBABILITAS. Benar memang batu yang anda jatuhkan di bumi itu pasti PERILAKUnya jatuh ke bawah, tapi partikel penyusun batu yang anda jatuhkan itu perilakunya tidak bisa diprediksi sebagaimana anda memprediksi jatuhnya batu. Mulai mumet? Bagoooos ha ha ha.
Ketika kita membahas soal ketidakpastian maka nama Warner Heisenberg perlu kita libatkan di sini. Siapa beliau? Beliau adalah salah seorang pakar fisika quantum. Beliau lah yang pertama kali menggunakan istilah prinsip ketidakpastian. Darimanakah dan apa dasarnya kok Warner Heisenberg menyatakan soal ketidakpastian itu? Perhatikan gambar berikut ini.
Penjelasan dari gambar tersebut adalah begini. Pada waktu Heisenberg menyatakan prinsip ketidakpastian ini, Albert Einstein tidak setuju. “Tuhan tidak bermain dadu”, itu kata Einstein. Nah di sini kita tidak membicarakan soal siapa yang menang dan siapa yang kalah dalam perdebatan tersebut. Namun dari hasil eksperimen pernyataan Heisenberg ini bisa dibuktikan. Bagaimana pembuktiannya? Pembuktiannya dimulai dari sebuah pertanyaan sederhana, “Jika atom itu benar benar ADA sebagai sebuah entitas yang berdiri sendiri, maka setidak-tidaknya ia pasti memiliki lokasi dan gerak tertentu”.
Ternyata yang terjadi adalah begini, “KITA TIDAK DAPAT MENGETAHUI DIMANA KEBERADAAN ATOM DAN BAGAIMANA IA BERGERAK DALAM WAKTU YANG BERSAMAAN”. Dari hasil tersebut artinya, ketika kita mengetahui keberadaan atom maka kita tidak mengetahui bagaimana pergerakannya. Dan jika kita mengetahui pergerakannya, kita tidak mengetahui dimana keberadaannya. Ini berarti juga kita TIDAK BISA atau SANGAT SULIT untuk MELAKUKAN PREDIKSI / PERAMALAN tentang BAGAIMANA PERILAKU suatu ATOM di MASA DEPAN nya dalam sebuah percobaan tententu. Karena di dunia atom (atau dunia yang jauh lebih halus dari itu) karena di sana yang ada adalah samudera probabilitas.
Saya tidak tahu apakah anda memahami uraian saya di atas atau tidak. Yang penting point utama yang wajib anda “tangkap” adalah tentang SAMUDERA PROBABILITAS di dunia atom. Lalu apa relevansinya dengan kehidupan kita? Bukankah segala sesuatu “tersusun” dari atom? Dalam hal ini, kejadian apapun di masa depan bukankah juga terdiri dari “atom-atom”? Konsekuensi tentang SAMUDERA PROBABILITAS ini akhirnya membawa kita pada kesadaran bahwa MASA DEPAN ITU BUKAN HANYA SATU MACAM saja, melainkan TIDAK TERHINGGA jumlahnya. Saya ambil sebuah contoh. Jika saat ini anda baru saja disakiti dan ditinggalkan oleh orang yang sangat anda cintai, apa yang akan terjadi pada masa depan anda? Dengan konsep SAMUDERA PROBABILITAS jawabannya adalah begini, semua masa depan anda apapun itu sudah ada dan tidak terhingga jumlahnya, misalnya :
- Anda menjadi depresi sangat akut dan tewas karena bunuh diri
- Anda suka mabuk-mabukan bahkan mabuk beneran
- Anda menulis kisah menyedihkan anda dan menjadi novel yang best seller
- Anda semakin rajin beribadah, dan lain sebagainya tidak terhingga jumlahnya
Bersambung ke bagian 4 ...
Salam Quantum ...
ARIF RH
(The Happiness Consultant)